Rabu, 13 Juli 2016

Pengangguran

          Ini adalah saat yang paling gue takuti. Saat tidak punya pekerjaan,  saat tidak punya penghasilan dan saat menjadi pengangguran.
          Saat seperti ini gue sendirian. Entah memang itu cuma perasaan gue atau memang kenyataan. Saat seperti ini semua cuek, gak membantu bahkan terkesan menjauh. Kenapa gue bilang 'terkesan'? Ya mungkin ini cuma perasaan gue doang. Setiap gue jadi pengangguran , mereka yang disebut saudara, mereka yang disebut sahabat. Semua menjauh. Bahkan dalam hati mereka atau mungkin di belakang gue mencibir, menghujat bahkan menghina. Sudah banyak yang gue denger tentang ini. Entah itu nyata atau cuma perasaan gue. Entah ini efek ketakutan gak bisa membiayai kehidupan gue dan nyokap. Entahlah. Memang manusiawi kalo mereka berbuat begitu. Tapi manusiawi juga kan kalo gue su'udzon.
          Mungkin yang gue rasain itu cuma perasaan gue doang. Cuma su'udzon gue doang. Tapi yang pasti saat seperti ini gue merasa sendirian.  Yang gue punya hanya Allah, Tuhan gue. Cuma Dia yang gak mencibir, menghujat dan menghina gue. Cuma Allah tempat gue bisa jujur. Semua yang gue lakukan untuk sesama hanyalah kebohongan untuk menyenangkan 'mereka'.
          Entah kapan gue bisa nemuin pekerjaan yang benar seperti kata mereka, pekerjaan tidak salah tapi gue lah yang bermasalah. Mungkin harusnya gue berteriak di kuping mereka, GAK USAH KOMEN KALO GAK NGERASAIN. Seperti yang mereka sering lakuin ke gue. Tapi itu gak akan gue lakuin karna gue pernah digituin dan rasanya sakit. Jadi semua yang pahit2 gue telan. Dan yang manis tentunya gue kasih ke mereka.
          Ya Allah... semua ini hanya su'udzon ku terhadap makhlukMu. Bolehkan aku bersu'udzon? Sekali ini aja. Setelah itu ampunilah dosaku yang udah su'udzon. Sekali lagi, ini hanyalah prasangka buruk hati gue yang lagi kesal. Hanya prasangka belum tentu benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar